materi Sejarah Indonesia: BAB 1 KONSEP DASAR SEJARAH

 

 

MEMAHAMI KONSEP DASAR SEJARAH

 

Sejarah berasal dari serapan bahasa arab yaitu kata Syajarotun yang berarti pohon. Pohon dalam pengertian ini merupakan suatu simbol kehidupan. Di dalam pohon terdapat bagian-bagian seperti batang, ranting, daun, akar, dan buah. Bagian-bagian dari pohon itu memiliki hubungan yang saling terkait dan membentuk pohon tersebut menjadi hidup. Ada dinamika yang bersifat aktif. Dinamika ini terus-menerus terjadi beriringan dengan waktu dan ruang di mana kehidupan itu ada. Dengan adanya lambang pohon itu, dapat menunjukkan adanya suatu pertumbuhan dan perkembangan. Maka secara umum sejarah diartikan sebagai kisah atau cerita yang mengupas kehidupan manusia dimasa lampau.

A. Unsur-Unsur Sejarah

Unsur-unsur yang menjadi struktur informasi sejarah terdiri dari tiga hal yaitu, waktu, ruang, dan manusia. Berikut penjelasan lengkapnya :

1. Waktu

waktu berperan sebagai momentum peristiwa. Bahkan peristiwa sejarah awalnya lebih menekankan waktu, yaitu saat tertentu di masa lalu ketika peristiwa itu terjadi.

2. Ruang

Sebagai unsur sejarah, ruang berguna sebagai tempat terjadinya peristiwa. Setiap peristiwa menjadi sebuah episode sejarah. Pada setiap episode sejarah pasti mempunyai lokasi tertentu sebagai pentas sejarah.

3. Manusia

Manusia adalah unsur utama sejarah, sebab manusia merupakan aktor (pemeran) utama pentas sejarah. Peristiwa apapun yang terjadi di permukaan bumi, sangat dipengaruhi oleh manusia dalam memainkan perannya sebagai unsur perubahan.

 

B. Konsep Dasar Berpikir Sejarah

1. Konsep berpikir kronologis

Secara etimologi pengertian kronologi berasal dari bahasa Yunani “Chronos” yang berarti waktu dan “logos” yang berarti ilmu. Sedangkan secara terminologi (istilah) pengertian kronologi adalah ilmu tentang waktu. Secara umum, kronologi dalam sejarah diartikan sebagai urutan peristiwa dari peristiwa yang paling lama terjadi hingga yang paling akhir.

Menurut Hendrayana (2009:13), Kronologi sejarah berkaitan dengan periodesasi sejarah. Kronologi sejarah diperlukan karena dalam peristiwa-peristiwa sejarah terdiri berbagai jenis dan bentuk yang berbeda. Setiap peristiwa perlu diklasifikasi berdasarkan jenis dan bentuk peristiwanya. Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu lalu disusun secara runtut berdasarkan waktu kejadian berlangsung.

Nah, dalam kehidupan sehari-hari, konsep berpikir kronologis ini sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Jika kalian berpikir secara runtut dan berkesinambungan, tentu saja kalian tidak bisa memecahkan masalah atau menemukan solusi yang tepat.

 

2. Fungsi Kronologi

Adapun fungsi kronologi dalam sejarah, diantaranya yaitu:

  1. Membantu menghindari terjadinya kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah
  2. Merekonstruksi peristiwa sejarah yang terdapat di masa lalu yang berdasarkan urutan waktu yang tepat.
  3. Menghubungkan dan juga membandingkan sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama
  4. Mempermudah dalam Pembelajaran Sejarah atau peristiwa yang teleh lewat yang ingin kembali di ketahui
  5. Mempermudah dalam menarik hubungan sebab akibat suatu peristiwa
  6. Mempermudah dalam penggolongan peristiwa sejarah berdasar kejadian

 

3. Contoh referensi kronologi sejarah

peristiwa proklamasi kemerdekaan RI dilatarbelakangi oleh menyerahnya Jepang kepada sekutu, kemudian para pemuda bereaksi atas menyerahnya Jepang, terjadilah peristiwa Rengasdengklok yaitu penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, dan pada akhirnya diputuskan untuk penyusunan teks proklamasi serta melakukan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

C. Konsep Berpikir Diakronik

Menurut Galtung, diakronik berasal dari bahasa Yunani, diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba.

1. Ciri-ciri berpikir sejarah secara diakronik

§  Mengkaji dengan berlalunya masa

§  Menitik beratkan pengkajian peristiwa pada sejarahnya

§  Bersifat historis atau komparatif

§  Bersifat vertikal

§  Terdapat konsep perbandingan

§  Cakupan kajian lebih luas

2. Contoh Diakronik dalam Sejarah

Menjelaskan peristiwa detik-detik proklamasi harus menjelaskan pula peristiwa-peristiwa yang melatarbelakanginya, seperti: peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu, reaksi pemuda Indonesia terhadap berita kekalahan Jepang, peristiwa Rengasdengklok, penyususnan teks proklamasi, dan lain sebagainya.

 

D. Berpikir sinkronik

berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu tertentu. Konsep berpikir sinkronik banyak diterapkan pada ilmu-ilmu sosial lainnya, terutama jika ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang sesuatu hal yang tengah menjadi fokus perhatian kita.

Kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti “dengan”, dan khronos yang berarti “waktu”, pengertian berpikir sinkronik dalam sejarah adalah  mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu. Pola berpikir sinkronis ini berusaha memahami peristiwa sejarah dalam ruang dan situasi peristiwa tersebut.

Dalam melihat peristiwa sejarah secara sinkronis, kita harus melihat peristiwa apa saja yang terjadi pada waktu yang berdekatan dengan peristiwa tersebut. Kajiannya dengan pola pikir sinkronis akan bersifat sistematis, lebih serius dan mendalam.

1.  Ciri-ciri berpikir sejarah secara sinkronis

§  Mengkaji  pada masa tertentu

§  Menitik beratkan pengkajian  pada strukturnya(karakternya)

§  Bersifat horizontal

§  Tidak ada konsep perbandingan

§  Cakupan kajian lebih sempit

§  Memiliki sistematis yang tinggi

§  Bersifat lebih serius dan sulit

 

2. Contoh Sinkronik dalam Sejarah

Menggambarkan keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu tertentu, seperti: Keadaan ekonomi masyarakat Indonesia tahun 1945-1950

 

3. Keterkaitan Berpikir Sejarah Secara Diakronik dan Sinkronik

Sejarah adalah proses, dalam kata lain sejarah adalah perkembangan. Ilmu sejarah sendiri memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruang yang terbatas. Sejarah mengenal adanya suatu proses kontinuitas atau berkelanjutan.

Sedangkan ilmu sosial itu bersifat sinkronis (menekankan struktur) artinya  ilmu sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya.

Kedua ilmu ini saling berhubungan (ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis.

Contoh: Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah kehidupan bangsa Indonesia pada masa Hindu-Budha. Sehingga dalam menceritakan tentang Candi Borobudur tidak hanya menceritakan bagaimana urutan waktu (aspek Diakronis) Candi borobudur dibangun tapi juga bisa kita lihat bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial dan  budaya (Aspek Sinkronis) pada masa pembangunan Candi tersebut.

Secara Diakronis Candi Borobudur dibangun antara kurun waktu 760 sampai 830 M dan dibangun dalam 4 tahap dengan arsiteknya Gunadarma dan rampung pada masa pemerintahan Raja Samaratungga. Kita dapat berfikir secara sinkronik dari Bangunan monumental Semegah candi Borobudur mungkinkah dibangun oleh masyarakat yang kacau, tentu saja tidak bangunan yang megah tersebut tentu dibangun dalam keadaan masyarakat yang makmur (aspek ekonomi), hidup bergotong royong dan toleransi (Aspek sosial budaya), memiliki raja yang berwibawa (aspek politik) dan religius (aspek Agama).

 

E. Keterkaitan Konsep Ruang dan Waktu dalam Sejarah

1. Konsep Ruang

§  Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu

§  Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu

§  Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut

§  Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.

2. Konsep Waktu

§  Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup

§  Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

§  Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa

 

F. Kesinambungan dan perubahan (Continuity and Change)

Unsur ini menekan pemahaman tentang perubahan masa lalu yang merupakan pusat pemikiran Sejarah. Umur merupakan faktor untuk memahami keadaan ini; iaitu seseorang yang berumur dikatakan lebih memahami perubahan yang berlaku pada masa lalu misalnya perubahan dari segi teknologi dan nilai berbanding dengan mereka yang lebih muda. Namun begitu terdapat juga pengkaji yang menolak pendapat ini.

Menurut mereka umur bukanlah satu faktor utama dalam memahami perubahan masa lalu. Menurut pengkaji-pengkaji ini pengalaman hidup turut menjadi faktor iaitu golongan muda yang mengalami pengalaman perang, pelarian, imigran dan mereka yang kehilangan ibu bapa atau yang berpindah randah dari satu kawasan ke kawasan lain mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang perubahan Sejarah berbanding dengan mereka yang hidup dalam suasana yang aman.

 

 (M. Habib Mustopo dkk, Sejarah Indonesia SMA Kelas X, Oktober 2016, yudhistira. Hal 1-13.)

Komentar