MEMAHAMI KONSEP DASAR SEJARAH
Sejarah berasal dari serapan bahasa arab yaitu kata Syajarotun yang berarti pohon. Pohon dalam pengertian ini merupakan suatu simbol kehidupan. Di dalam pohon terdapat bagian-bagian seperti batang, ranting, daun, akar, dan buah. Bagian-bagian dari pohon itu memiliki hubungan yang saling terkait dan membentuk pohon tersebut menjadi hidup. Ada dinamika yang bersifat aktif. Dinamika ini terus-menerus terjadi beriringan dengan waktu dan ruang di mana kehidupan itu ada. Dengan adanya lambang pohon itu, dapat menunjukkan adanya suatu pertumbuhan dan perkembangan. Maka secara umum sejarah diartikan sebagai kisah atau cerita yang mengupas kehidupan manusia dimasa lampau.
A. Unsur-Unsur
Sejarah
Unsur-unsur yang menjadi struktur informasi sejarah terdiri dari tiga hal yaitu, waktu, ruang, dan manusia. Berikut penjelasan lengkapnya :
1. Waktu
waktu berperan sebagai momentum peristiwa. Bahkan peristiwa sejarah awalnya lebih menekankan waktu, yaitu saat tertentu di masa lalu ketika peristiwa itu terjadi.
2. Ruang
Sebagai unsur sejarah, ruang berguna sebagai tempat terjadinya peristiwa. Setiap peristiwa menjadi sebuah episode sejarah. Pada setiap episode sejarah pasti mempunyai lokasi tertentu sebagai pentas sejarah.
3. Manusia
Manusia adalah unsur utama sejarah, sebab manusia merupakan aktor (pemeran) utama pentas sejarah. Peristiwa apapun yang terjadi di permukaan bumi, sangat dipengaruhi oleh manusia dalam memainkan perannya sebagai unsur perubahan.
B. Konsep Dasar Berpikir Sejarah
1. Konsep berpikir
kronologis
Secara
etimologi pengertian kronologi berasal dari bahasa Yunani “Chronos” yang
berarti waktu dan “logos” yang berarti ilmu. Sedangkan secara terminologi (istilah) pengertian kronologi adalah
ilmu tentang waktu. Secara umum, kronologi dalam sejarah diartikan sebagai
urutan peristiwa dari peristiwa yang paling lama terjadi hingga yang paling
akhir.
Menurut Hendrayana (2009:13),
Kronologi sejarah berkaitan dengan periodesasi sejarah. Kronologi sejarah
diperlukan karena dalam peristiwa-peristiwa sejarah terdiri berbagai jenis dan
bentuk yang berbeda. Setiap peristiwa perlu diklasifikasi berdasarkan jenis dan
bentuk peristiwanya. Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu lalu
disusun secara runtut berdasarkan waktu kejadian berlangsung.
Nah, dalam kehidupan
sehari-hari, konsep berpikir kronologis ini sangat dibutuhkan untuk memecahkan
masalah. Jika kalian berpikir secara runtut dan berkesinambungan, tentu saja kalian
tidak bisa memecahkan masalah atau menemukan solusi yang tepat.
2. Fungsi
Kronologi
Adapun fungsi kronologi dalam sejarah,
diantaranya yaitu:
- Membantu menghindari
terjadinya kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah
- Merekonstruksi
peristiwa sejarah yang terdapat di masa lalu yang berdasarkan urutan waktu
yang tepat.
- Menghubungkan dan
juga membandingkan sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama
- Mempermudah dalam
Pembelajaran Sejarah atau peristiwa yang teleh lewat yang ingin kembali di
ketahui
- Mempermudah dalam
menarik hubungan sebab akibat suatu peristiwa
- Mempermudah dalam
penggolongan peristiwa sejarah berdasar kejadian
3. Contoh
referensi kronologi sejarah
peristiwa proklamasi kemerdekaan RI dilatarbelakangi oleh menyerahnya Jepang kepada sekutu, kemudian para pemuda bereaksi atas menyerahnya Jepang, terjadilah peristiwa Rengasdengklok yaitu penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, dan pada akhirnya diputuskan untuk penyusunan teks proklamasi serta melakukan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
C. Konsep Berpikir Diakronik
Menurut
Galtung, diakronik berasal dari bahasa Yunani, diakronis dapat diartikan
sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya
dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba.
1. Ciri-ciri berpikir
sejarah secara diakronik
§
Mengkaji dengan berlalunya
masa
§
Menitik beratkan
pengkajian peristiwa pada sejarahnya
§
Bersifat historis atau
komparatif
§
Bersifat vertikal
§
Terdapat konsep
perbandingan
§
Cakupan kajian lebih luas
2. Contoh Diakronik dalam Sejarah
Menjelaskan
peristiwa detik-detik proklamasi harus menjelaskan pula peristiwa-peristiwa
yang melatarbelakanginya, seperti: peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu,
reaksi pemuda Indonesia terhadap berita kekalahan Jepang, peristiwa
Rengasdengklok, penyususnan teks proklamasi, dan lain sebagainya.
D. Berpikir
sinkronik
berpikir
sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati
gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu
tertentu. Konsep berpikir sinkronik banyak diterapkan pada ilmu-ilmu sosial
lainnya, terutama jika ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang sesuatu
hal yang tengah menjadi fokus perhatian kita.
Kata
sinkronik berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti “dengan”, dan
khronos yang berarti “waktu”, pengertian berpikir sinkronik dalam
sejarah adalah mempelajari (mengkaji) struktur (karakter)
suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu. Pola berpikir sinkronis ini
berusaha memahami peristiwa sejarah dalam ruang dan situasi peristiwa tersebut.
Dalam melihat peristiwa sejarah secara sinkronis, kita harus
melihat peristiwa apa saja yang terjadi pada waktu yang berdekatan dengan
peristiwa tersebut. Kajiannya dengan pola pikir sinkronis akan bersifat
sistematis, lebih serius dan mendalam.
1. Ciri-ciri berpikir
sejarah secara sinkronis
§
Mengkaji pada
masa tertentu
§
Menitik beratkan
pengkajian pada strukturnya(karakternya)
§
Bersifat horizontal
§
Tidak ada konsep
perbandingan
§
Cakupan kajian lebih
sempit
§
Memiliki sistematis yang
tinggi
§
Bersifat lebih serius dan
sulit
2. Contoh Sinkronik dalam Sejarah
Menggambarkan
keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu tertentu, seperti: Keadaan
ekonomi masyarakat Indonesia tahun 1945-1950
3. Keterkaitan Berpikir Sejarah Secara Diakronik dan
Sinkronik
Sejarah adalah proses, dalam kata lain sejarah adalah perkembangan. Ilmu
sejarah sendiri memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu dan
dalam ruang yang terbatas. Sejarah mengenal adanya suatu proses kontinuitas
atau berkelanjutan.
Sedangkan
ilmu sosial itu bersifat sinkronis (menekankan struktur)
artinya ilmu sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis
menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya.
Kedua
ilmu ini saling berhubungan (ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial). Kita ingin
mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial
lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan
sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan
sinkronis.
Contoh: Candi
Borobudur merupakan peninggalan sejarah kehidupan bangsa Indonesia pada masa
Hindu-Budha. Sehingga dalam menceritakan tentang Candi Borobudur tidak hanya
menceritakan bagaimana urutan waktu (aspek Diakronis) Candi borobudur dibangun
tapi juga bisa kita lihat bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial
dan budaya (Aspek Sinkronis) pada masa pembangunan Candi tersebut.
Secara
Diakronis Candi Borobudur dibangun antara kurun waktu 760 sampai 830 M dan
dibangun dalam 4 tahap dengan arsiteknya Gunadarma dan rampung pada masa
pemerintahan Raja Samaratungga. Kita dapat berfikir secara sinkronik dari
Bangunan monumental Semegah candi Borobudur mungkinkah dibangun oleh masyarakat
yang kacau, tentu saja tidak bangunan yang megah tersebut tentu dibangun dalam
keadaan masyarakat yang makmur (aspek ekonomi), hidup bergotong royong dan
toleransi (Aspek sosial budaya), memiliki raja yang berwibawa (aspek politik)
dan religius (aspek Agama).
E. Keterkaitan Konsep Ruang dan Waktu dalam Sejarah
1. Konsep Ruang
§
Ruang adalah konsep yang
paling melekat dengan waktu
§
Ruang merupakan tempat
terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu
§
Penelaahan suatu
peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu
terjadinya peristiwa tersebut
§
Jika waktu menitik
beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang
menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
2. Konsep Waktu
§
Masa lampau itu sendiri
merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan
suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup
§
Masa lampau itu bersifat
terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia
bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu
berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi
kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik di masa mendatang.
§
Sejarah dapat digunakan
sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa
F. Kesinambungan
dan perubahan (Continuity and Change)
Unsur
ini menekan pemahaman tentang perubahan masa lalu yang merupakan pusat
pemikiran Sejarah. Umur merupakan faktor untuk memahami keadaan ini; iaitu
seseorang yang berumur dikatakan lebih memahami perubahan yang berlaku pada
masa lalu misalnya perubahan dari segi teknologi dan nilai berbanding dengan
mereka yang lebih muda. Namun begitu terdapat juga pengkaji yang menolak
pendapat ini.
Menurut
mereka umur bukanlah satu faktor utama dalam memahami perubahan masa lalu.
Menurut pengkaji-pengkaji ini pengalaman hidup turut menjadi faktor iaitu
golongan muda yang mengalami pengalaman perang, pelarian, imigran dan mereka
yang kehilangan ibu bapa atau yang berpindah randah dari satu kawasan ke
kawasan lain mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang perubahan Sejarah
berbanding dengan mereka yang hidup dalam suasana yang aman.
(M. Habib
Mustopo dkk, Sejarah Indonesia SMA Kelas X, Oktober 2016, yudhistira. Hal
1-13.)
Komentar
Posting Komentar